A. Inflasi
Inflasi
didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga – harga yang berlaku dalam
suatu perekonomian. Kenaikan harga – harga tersebut berlangsung dalam kurun
waktu yang cukup lama, biasanya dalam kurun waktu satu tahun. Jadi apabila ada kenaikan
harga – harga dalam perekonomian yang terjadi hanya dengan kurun waktu tertentu
saja, misalnya kenaikan ongkos bus mahasiswa unsri yang semulanya 5000 rupiah
menjadi 7000 rupiah pada saat kehabisan bus di kampus, atau ada faktor lain,
ini dianggap bukan inflasi melainkan sesuatu yang lumrah terjadi.
Inflasi pada
dasarnya merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah karena inflasi
dapat menimbulkan akibat yang buruk pada kondisi ekonomi maupun sosial. Pada
kondisi sosial inflasi dapat menyebabkan kemakmuran sebagian golongan
masyarakat menjadi menurun. Menurunnya kemakmuran ini karena harga yang
meningkat lebih cepat dibandingkan upah atau income (pendapatan) yang diterima
oleh masyarakat tersebut. Kemudian, kebutuhan yang biasanya dapat terpenuhi
bisa menjadi harus dikurangi karena keterbatasan kemampuan untuk
merealisasikannya. Sedangkan pada kondisi ekonomi, inflasi dapat menyebabkan
prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk
sekiranya inflasi tidak dapat dikendalikan. Hal ini disebabkan karena inflasi
yang tidak dapat dikendalikan cenderung menurunkan investasi yang produktif,
mengurangi ekspor, dan meningkatkan impor. Sehingga kecenderungan ini dapat
memperlambat prospek pembangunan ekonomi jangka panjang.
a. Jenis-jenis Inflasi
- Berdasarkan sumber atau penyebab kenaikan harga – harga yang berlaku, inflasi dibedakan menjadi tiga bentuk :
a)
Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi tarikan permintaan biasanya terjadi pada masa perekonomian yang berkembang
dengan pesat. Pada masa perekonomian yang berkembang dengan pesat akan
menimbulkan kebutuhan tenaga kerja yang tinggi. Kebutuhan tenaga kerja yang
tinggi akan menciptakan pendapatan masyarakat menjadi meningkat. Pendapatan
masyarakat yang meningkat menyebabkan pengeluaran agregat juga semakin
meningkat. Meningkatnya pengeluaran agregat ini, tidak sebanding dengan
keluaran output barang dan jasa sebagai alokasinya. Sehingga produsen menaikkan
harga secara terus – menerus karena masyarakat cenderung berlomba untuk
mendapatkan ouput tersebut akibat dari keluaran ouput yang tidak sebanding
dengan uang yang akan dikonsumsikan.
Di samping terjadi pada masa perekonomian yang berkembang dengan pesat,
Inflasi tarikan permintaan juga dapat berlaku pada masa perang atau
ketidakstabilan politik secara terus – menerus. Dalam masa seperti ini
pemerintah belanja jauh melebihi pajak yang dipungutnya. Untuk menutupi hal
tersebut, pemerintah cenderung mencetak uang atau meminjam uang dari bank
sentral. Pengeluaran pemerintah yang berlebihan tersebut menyebabkan
pengeluaran agregat akan melebihi kemampuan ekonomi tersebut dalam menyediakan
barang dan jasa. Maka keadaan ini akan menyebabkan inflasi.
b)
Inflasi Desakan Biaya
Inflasi desakan biaya ini juga disebabkan karena masa perekonomian yang meningkat
dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Apabila perusahaan –
perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah dalam perekonomian yang
meningkat dengan pesat, mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara
memberikan gajih dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari
pekerja baru dengan tawaran yang lebih tinggi. Langkah ini menyebabkan biaya
produksi meningkat yang akan menimbulkan kenaikan harga – harga berbagai
barang.
c)
Inflasi Diimpor
Inflasi diimpor adalah inflasi yang akan wujud apabila barang – barang impor
yang memiliki peranan penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan –
perusahaan mengalami kenaikan harga. Apabila barang - barang yang menjadi hal
yang vital dalam proses produksi naik harganya maka akan menimbulkan kenaikan
akan biaya produksi. Berkenaan dengan itu perusahaan biasanya membuat keputusan
untuk mempertahankan perolehan laba dengan cara menaikan harga – harga barang
yang diproduksikannya.
- Berdasarkan kepada tingkat kelajuan kenaikan harga – harga yang berlaku, inflasi dapat dibedakan menjadi tiga golongan :
a)
Inflasi Merayap
Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga yang jalannya lambat. Yang
digolongkan inflasi ini adalah kenaikan harga – harga yang tingkatnya tidak
melebihi dua atau tiga persen dalam setahun.
b)
Inflasi Sederhana (Moderat)
Inflasi sederhana adalah infalsi yang tingkat kenaikan harga – harganya
antara 5 hingga 10 persen per tahun.
c)
Hiperinflasi
Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga – harga yang sangat cepat,
yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau tiga kali lipat dalam masa yang
singkat. Hiperinflasi sering berlaku dalam perekonomian yang sedang
menghadapi perang atau kekacauan politik di dalam negeri. Dalam masa seperti
ini pemerintah belanja jauh melebihi pajak yang dipungutnya. Untuk menutupi hal
tersebut, pemerintah cenderung mencetak uang atau meminjam uang dari bank
sentral. Pembelanjaan pemerintah yang berlebihan tersebut akan mempercepat
pertambahan pengeluaran agregat. pada umumnya perusahaan tidak mampu menghadapi
pertambahan pengeluaran yang berlebihan dan sebagai akibatnya harga menjadi
meningkat dengan cepat.
B. Pengangguran
Pengangguran
adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja, lalu
ingin mendapatkannya tetapi belum memperolehnya. Kemudian apabila seseorang
yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan, tidak
tergolong sebagai pengangguran. Yang tergolong pengangguran adalah hanya bagi mereka
yang mencari pekerjaan secara aktif tetapi sukar memperolehnya, sehingga tidak
bekerja. Mereka yang tidak bekerja karena tidak secara aktif mencari pekerjaan
disebut sebagai pengangguran sukarela. Ibu rumah tangga dan anak orang kaya
yang tidak mau bekerja karena harta orangtuanya tidak habis tujuh keturunan,
sebagai contoh pengangguran sukarela.
a. Jenis – Jenis Pengangguran
- Berdasarkan sebabnya :
a)
Pengangguran Normal atau Friksional
Pengangguran normal atau Friksional pengangguran sebanya dua atau tiga
persen dari tenaga kerja. Para penganggur ini
tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh pekerjaan, tetapi
karena sedang mencari pekerjaan lain yang lebih baik.
b)
Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran adalah pengangguran yang
disebabkan yang tidak selalu berkembang dengan teguh dimana ada kalanya
pengeluaran agregat tinggi yang menyebabkan inflasi dan ada kalanya pengeluaran
agregat rendah yang menyebabkan perusahaan – perusahaan menderita kerugian
akibat barang dan jasa yang mereka hasilkan lebih banyak dibandingkan
permintaan. Kemudian biasanya untuk menutupi kemunduran ini, perusahaan
mengurangi tenaga kerja.
c)
Pengangguran Struktural
Pengangguran adalah pengangguran yang disebabkan karena perubahan
struktur kegiatan ekonomi. Hal ini disebabkan karena tidak semua industri dan
perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju, sebagiannya akan
mengalami kemunduran. Kemunduran ini disebabkan karena banyak faktor, salah
satunya akibat biaya pengeluaran yang sangat tinggi dan tidak mampu bersaing.
Maka dari itu untuk menghadapi itu semua, dilakukan perubahan struktur dimana
ada sebagian tenaga kerja yang tidak dibutuhkan akibat perubahan ini.
d)
Pengangguran Teknologi
Pengangguran dapat pula ditimbulkan akibat penggantian tenaga manusia
oleh mesin – mesin dan bahan kimia, alias adanya perpindahan pengalihan
menggunakan teknologi dari biasanya menggunakan tenaga manusia. Hal ini
disebabkan karena penggunaan tekonolgi dapat menguntungkan perusahaan karena
terkesan lebih produktif dan biaya yang dikeluarkannya hanya satu kali untuk
jangka waktu yang panjang. Lalu pengangguran seperti disebut sebagai
pengangguran akibat teknologi.
- Berdasarkan ciri pengangguran yang berlaku :
a)
Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang
lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam
perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh
pekerjaan. Efek dari keadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang
mereka tidak melakukan suatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara
nyata dan sepenuh waktu dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka. Pengangguran
terbuka dapat terwujud sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi yang menurun,
dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai
akibat dari kemunduran perkembangan sesuatu industri.
b)
Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran tersembunyi wujud di sektor pertanian atau jasa. Yang
dikatakan pengangguran tersembunyi adalah kelebihan tenaga kerja yang tersedia
dibandingkan dengan permintaan akan tenaga kerja tersebut. Contohnya ialah
pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani
dengan anggota keluarga yang besar dan mengerjakan luas tanah yang kecil.
c)
Pengangguran Bermusim
Pengangguran ini biasanya terdapat di sektor pertanian dan perikanan.
Pada umumnya musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan
pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Sebaliknya pada musim kemarau, petani
tidak dapat mengerjakan tanahnya. Disamping itu umumnya para petani tidak
begitu aktif diantara waktu sesudah menanam dan menuai. Pengangguran seperti
ini yang disebut dengan pengangguran bermusim.
d)
Setengah Menganggur
Yang dikatakan setengah menganggur adalah apabila pelaku ekonomi bekerja
satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja yang
mempunyai masa kerja seperti ini digolongkan sebagai setengah menganggur karena
ada kalanya mereka bekerja dan ada kalanya mereka menganggur.
Analisis tentang inflasi dan pengangguran di indonesia
Inflasi
mempengaruhi perekonomian melalui redistribusi pendapatan dan kekayaan dan melalui
ketidakefisienan. Inflasi yang tidak terantisipasi sering menguntungkan
debitur, pencari keuntungan dan spekulan yang siap menerima resiko. Hal
tersebut merugikan kreditur, kelas pendapatan tetap dan menakuti investor.
Inflasi menimbulkan penyimpangan pada harga relatif, tarif pajak, dan tingkat
bunga nyata.
Orang-orang
lebih sering pergi ke bank, pajak naik perlahan, dan ukuran pendapatan mungkin
akan terdistorsi atau terganggu. Dan ketika bank sentral mengambil langkah
untuk menurunkan inflasi, biaya nyata untuk menurunkan output dan
ketenagakerjaan bisa menjadi begitu besar.
Inflasi juga
menimbulkan sejumlah efek bencana lain, yaitu mendistorsi dasar perekonomian diantaranya
kalkulasi bisnis. Karena harga-harga tidak berubah secara serentak, hal ini
menyulitkan bisnis dalam membedakan mana perubahan yang sementara dan langgeng,
akan sulit bagi bisnis untuk mengukur permintaan sejati konsumen ataupun biaya
operasional sejati mereka (Syahdan,2007:49).
Setiap saat,
perekonomian memiliki tingkat inflasi inertial atau tingkat inflasi yang
diharapkan. Inilah tingkatan dimana orang-orang mulai mengantisipasi dan
mempertimbangkannya dalam kontrak kerja dan perjanjian lainnya. Tingkat inflasi
inertial merupakan keseimbangan jangka pendek dan bertahan sampai terjadi
goncangan ekonomi.
Pada
kenyataannya, perekonomian terus mengalami goncangan harga. Goncangan terberat
yang menjauhkan inflasi dari tingkat inertial adalah tarikan permintaan dan
dorongan biaya. Inflasi tarikan permintaan berasal dari pengeluaran yang
berlebihan untuk belanja barang, menyebabkan kurva permintaan keseluruhan
bergeser ke kanan atas. Upah dan harga kemudian naik di pasaran. Inflasi
dorongan biaya adalah fenomena baru pada perekonomian industri modern dan
terjadi ketika biaya produksi naik walau pada masa tingginya pengangguran dan
kapasitas tidak terpakai.
Ada suatu hubungan terbalik antara tingkat
inflasi dan tingkat pengangguran dalam suatu perekonomian. Semakin banyak
pengusaha memperluas kesempatan kerja semakin dia harus membayar dengan faktor
tertentu produksi dan pembayaran lebih banyak faktor produksi peningkatan biaya
produksi unit akan diamati dan dalam rangka mempertahankan profitabilitas
produk pengusaha akan mengembang harga produk tersebut.. Sebuah proses serupa
akan diamati di seluruh perekonomian ketika pemerintah bermaksud untuk
menciptakan pekerjaan. Harga produk atau jasa, di mana tenaga kerja terinstal,
akan meningkat sehingga kenaikan tingkat inflasi akan terlihat melalui ekonomi
luar.
Dapat
disimpulkan dari penjelasan tersebut di atas bahwa ketika pemerintah berniat
untuk menurunkan menurunkan tingkat pengangguran yang harus menanggung kenaikan
tingkat inflasi dalam perekonomian nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar